Senin, 07 Juni 2010

SAYONARA,,,, Seikat Bunga Cinta, Seribu Bahasa

SAYONARA, MATSUDA SAN !

Kini tiba saat berpisah
Jangan bersedih hati
Kini akan tiada lagi
Canda tawa senyummu di sini

Walau nanti jauh di mata
Lama tak kan berjumpa
Namun hatiku kan selalu
Terkenang hanya pada dirimu

Reff :
Sayonara sayonara
Selamat tinggal kekasih hatiku
Sayonara sayonara
Hatiku hanya untuk hatimu


Senin, 3 Mei 2010...... Kon'nichiwa

Ini sedikit kesibukan,,,
Ada panggung kecil yg sengaja kami buat.
Sederetan kursi, meja, kue dan orgen tunggal.
Bertenda, menyulap tempat parkir untuk sebuah acara sederhana.
Ya, atas nama KORPRI kami iuran, mengantar bapak dan ibu memasuki masa purna tugas.


Bapak, seminggu kami membicarakan cinderamata.
Apa dan yg pantas untuk dipersembahkan.
Seperti dipahami kita sudah reformasi, berkomitmen bersih tanpa korupsi.
Maka hanya hadiah kecil yg bisa kami fikirkan, dari hasil patungan teman-teman satu seksi.



Kemarin akhirnya kami menemukan ide.
Memberikan seikat bunga tangan dan kotak kecil kenangan-kenangan.
Gembira, mendapatkan ide mengungkapkan rasa kecintaan yg besar dan mendalam.
Berganti-ganti kami mencium, memeluk, memotretnya berkali-kali, berbagai pose, dan berganti tempat. Biarlah kami menjadi norak.


Bunga, seribu bahasa untuk mengungkapkan rasa.
Seikat bunga cinta.




Siang itu,
Mengalirlah acara, sambutan dan persembahan tiap seksi,
Spontanitas lawak, baca puisi dan lagu."Sayonara" Gres Simon dari kami.
Ditengah iringan lagu, tampil seorang pembawa seikat bunga. Dan itu aku.

Ada saatnya menjadi junior.
Yg didaulat untuk moment serupa ini.
Pembawa bunga,
Menghindar, bersembunyi, dan berlama-lama di kamar mandi, juga percuma.



Detik-detik berlalu sangat lambat,
Selangkah maju dengan koor yg mulai pelan, menghampiri kursi bapak,
Meneteslah air mata pertama..
Ingatkah, benar-benar aku beberapa kali menjawab "ogah" menolak tugas, hanya karena berbeda cara, menilai kurang efisien dan efektif.?



Untuk air mata kedua,,,
Aku sering duduk di meja kursi bapak kepala seksi, tidak lazim dan yg lain pun tidak berani. Kemanakah tradisi sopan santun itu.?
Bapak, selalu membiarkan dan tersenyum saja seperti itu,
Bahkan seolah menunggu bapak marah, mendahului, sering mengkritik dan berkata lantang di depan kepala kantor. Apalagi di belakang, tidak sedikit kami lakukan.

Dan runtuhlah hujan deras air mata di pipiku.
Inilah sepenggal episode, yg muda egois, merasa lebih pintar dan bisa.
Tidak sadar bagaimanapun minim pengalaman dan kurang bijaksana.
Lupa suatu saat, kami ada di tempat bapak, yg akan dikritik oleh generasi yg tidak sabar dan terburu-buru "merebutnya"
Ooh bapak,,, maafkan kami



Duhai, berat sekali,,,
Hampir aku berbalik dan lari, tapi ini amanat bukan soal pribadi.
Maafkan teman-teman, bila aku hanya berkata "terimakasih" saat bunga berpindah tangan. Mungkin akan lebih mudah untuk tersenyum saja...

Akhirnya,,,
Bumi yang kupijak sedikit tenang.
Pandangan tidak lagi menjadi kabur, kembali di antara teman-teman tercinta.
Melanjutkan ......

Reff :
Sayonara sayonara
Selamat tinggal kekasih hatiku
Sayonara sayonara
Hatiku hanya untuk hatimu

<3 <3 Susan NR <3 <3
.