Senin, 18 Oktober 2010

Demi emas dan tembaga

.

Ketika membaca petambang Chilie terkubur di dalam tanah sedalam 700 meter ada pertanyaan yang mengusik saya.
Apa yang yang mereka cari di tanah sedalam itu?
Sebegitu pentingkah, sebegitu mahalkah sampai harus menggali sejauh itu?


Ternyata yang mereka cari adalah tembaga dan emas.
Mereka harus menggali sedalam 700 meter di bawah tanah.
Orang Chilie harus menggali sedalam itu untuk mendapat tembaga dan emas.
Begitu juga kebanyakan bangsa lain.


Bagaimana dengan Indonesia?
Indonesia tidak perlu menggali sedalam itu.
Bahkan tembaga dan emasnya muncul di atas permukaan tanah.
Jika tahu sejarah penemuan tambang tembaga di tembagapura Papua, Anda pasti tahu maksud saya (Tambang tembaga ini kemudian juga diungkap sebagai tambang emas terbesar di dunia, silakan baca Grasberg mine di wikipedia).


Di Papua, tembaga tidak ditemukan di dalam tanah, bahkan menjulang ratusan meter ke atas tanah. Bahkan pantulan tembaga itu bisa terlihat dari pesawat.
Apakah bangsa Indonesia adalah bangsa yang paling beruntung dalam konteks pertambangan tembaga dan emas?
Ya, tentu saja PALING BERUNTUNG. Tanpa harus menggali dan mencari emas dan tembaga muncul sendiri.


Tapi apakah bangsa Indonesia PALING BANYAK UNTUNG?
Sayangnya, tidak sama sekali.
Saat ini menurut wikipedia Freeport-McMoRan (Amerika) menguasai 67.3% saham, PT Indocopper Investama Corporation (9.3%); Pemerintah Indonesia (9.3%); dan production-sharing joint venture with Rio Tinto Group (13%).
Uniknya beberapa tahun lalu kontrak karya yang dimulai di masa Soeharto tersebut sudah habis, tapi bukannya menghentikan kontrak dan mengambil alih seluruh kepemilikan tambang tersebut, pemerintah malah memperpanjang kontrak dan membiarkan asing menguasai saham mayoritas.


Saya sendiri tidak mengerti logikanya, bagaimana dengan Anda?
Kebetulan, dulu saya sempat meliput Freeport ketika bekerja di Radio Nos Belanda perwakilan Jakarta. Saat itu dalam wawancara PR Freeport bilang perjanjian Indonesia dengan Freeport hanya menyangkut tembaga saja sedangkan emas dianggap kurang lebih sebagai serpihannya saja (tidak masuk hitungan karena jumlahnya tidak signifikan - dulu mungkin ketika harga emas tidak semahal saat ini mungkin masuk akal).


Padahal ketika saya terbang ke Timika dan bertemu salah satu aktivis HAM di Papua, ia sangat yakin ada emas di tambang tersebut dan bahkan emasnya lebih besar. Kecurigaan itu tentu saja beralasan, apalagi belakangan dibangun pipa panjang puluhan km yang langsung mengantar hasil tambang ke kapal tanpa diolah terlebih dahulu. Seperti ada sesuatu yang dirahasiakan dan ingin buru-buru di bawa pergi. Emaskah?


Dengan era keterbukaan informasi, nampaknya sulit untuk mengelak ada emas dalam jumlah besar di Freeport Papua.
Wikipedia mengungkap pada tahun 2006 saja Tembagapura menghasilkan 610,800 ton tembaga, 58,474,392 grams emas dan 174,458,971 grams perak.
Gunung tembaga dan emas tersebut kini tidak ada lagi, bahkan kini sudah menjadi lembah dan masih tetap digali. Bahkan begitu dalammya lembah di Tembagapura sampai kalau kita melihat orang di bawah menjadi sangat kecil sekali.


Jadi bayangkan, dari gunung tembaga, emas dan perak, berubah jadi lembah, artinya ada emas, perak, dan tembaga sebesar dua gunung yang sudah dikeruk.
Tapi dua gunung emas, perak, dan tembaga tersebut tidak membawa kita menjadi bangsa yang sejahtera (Belum dihitung pertambangan besar lainnya).
Sekali lagi BERUNTUNG saja tidak cukup untuk menuju kesejahteraan.
Sampai berapa lama kita ingin menjadi bangsa yang BERUNTUNG tapi tidak pernah mendapat UNTUNG paling banyak?


Sekedar gambaran tambahan, di Venezuela, ketika menyadari ada ketidakadilan, Presiden Hugo Chavez nekat memotong semua kontrak pertambangan sebelum waktunya dan menghitung ulang kepemilikan saham, dan sejak itu Venezuela jadi jauh lebih sejahtera.
Di Indonesia sebaiknya, bagaimana ya?


Tulisan ini bukan untuk mengkritisi pemerintah atau aparat berwenang, tapi untuk membangkitkan nurani anak bangsa, siapa saja, apapun profesi atau jabatannya untuk berpikir lebih jernih dalam mengelola kekayan alam, agar maksimal bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat.
Semoga saja pemerintah dan elemen masyarakat bisa bekerja sama untuk mewujudkannya.


.

Ketika Cinta Hadir

...

Ucapmu tak Suka
aku tersenyum
krena kuIihat tatapanmu
mencari bayanganku..


Ucapmu tak Rindu
aku tersenyum
krena kudengar Iisanmu
memanggiI namaku...


Ucapmu tak Sayang
aku tersenyum
krena Hatimu
berdetak untukku....


Ucapmu tak Cinta
aku masih tersenyum manis
karena ikhIasmu
meminta kepadaNYA kebaikan untukq ^___^


Haruskah kutulis P'pisahan
untk sbuah P'temuan
yg tak p'nah terjanjikan,


Atau kuambil Akhir
untk sbuah awal
yg tak p'nah t'untai,


Perpisahan & Akhir
dua kata yg tak ingin
kuletakkan di file-ku


Maaf....
kupilih Bersambung untk cerita kita
Meski dgn keadaan, tokoh & Peran yg berbeda
karena kuingin mengintip


senyuman tulusmu di episode berikutnya. ^_^

...

Pekerja Rel Kereta Api

..

Seorang penjaga rel kereta api mengikuti ujian kenaikan pangkat untuk menempati kedudukan sebagai supervisor.
Untuk menempati kedudukan tersebut ia harus mengikuti test wawancara.

Penguji bertanya, “Misalkan ada dua kereta api berpapasan pada jalur yang sama, apa yang akan kamu lakukan?”
“Tentu saja saya akan memindahkan salah satu kereta ke jalur yang lain,” jawabnya.

Penguji bertanya lagi, “Kalau handle untuk pengalihan relnya rusak, bagaimana?”
“Oh, saya akan langsung turun ke rel dan membelokkan relnya secara manual.”

“Kalau macet atau alatnya rusak bagaimana?” tanya penguji.
"Saya pakai HP dan menelepon stasiun terdekat.” jawabnya.

"Kalau HP baterai habis"
“Saya kembali ke pos dan menelepon stasiun terdekat.” jawabnya.

“Kalau telepon di pos rusak?”
“Saya akan lari ke telpon umum terdekat.”

“Kalau telpon umum juga rusak??”
"Saya cari pinjaman telepon"

"Kalau tidak ada yang meminjamkan."
Sejenak sang penjaga terdiam, lalu menjawab
"Kalau semua rusak, HP rusak, tidak bisa pinjam sama siapapun, maka saya akan segera menjemput nenek saya..."
"Jemput nenek?, memang nenek kamu bisa betulin rel kereta?" tanya penguji.
“Bukan begitu, nenek saya umurnya sudah 89 tahun, dan seumur hidup belum pernah melihat kereta api tabrakan!"
GUBRAK

Humor dan Hikmah:
Apa yang terjadi pada sang penjaga rel kereta adalah kata "MENYERAH" atau "PASRAH".
Seringkali dalam kehidupan kita mendapat tantangan lalu kita taklukkan, lalu ada tantangan lagi kita taklukkan, lalu muncul lagi kita lawan lagi sampai akhirnya kita kelelahan dan pasrah.

"MENYERAH" adalah sesuatu yang tidak boleh ada dalam kamus kehidupan Anda.
Ada yang menyerah pada hambatan pertama, ada yang menyerah pada hambatan kedua, ketiga, keempat dan seterusnya.
Tapi PEMENANG tidak mengenal kata menyerah.

Mereka terus berusaha.
SELAMA MASIH ADA WAKTU MASIH ADA HARAPAN!
Terus berjuang, berjuang dan berjuang terus, sampai kematian membuat kita tidak bisa melakukan apa-apa lagi.
Jangan menyerah, selalu saja ada jalan, selalu ada harapan.

Mereka sukses karena tidak menyerah. Mereka tidak menyerah pada kemiskinan, pada minimnya pendidikan, pada sedikitnya dukungan atau atas alasan apapun.
No Excuse! karena Anda bisa!

Seharusnya petugas kereta tadi menjawab,
"Saya akan cari jalan untuk mengatasinya"

..

Made in Japan

...

Di sebuah airport di New York,
seorang pebisnis Jepang yang baru pertama kali ke luar negeri naik taksi hendak pergi ke hotel.

Di perjalanan, tiba-tiba taksinya disalip sebuah mobil yang melaju kencang.
Bukannya marah melihat mobilnya disalip,
si pebisnis Jepang malah bangga dan berteriak dengan bahasa campuran Jepang-Inggris,
“Aaaah! Toyota made in Japan, hayai... very fast (Cepat - sangat cepat)!”

Supir taksi, yang mengendarai mobil ford, diam membisu.
Tak lama kemudian sebuah mobil lain juga menyalip taksinya.
Spontan si Jepang berteriak,
“Aaaah! Nissan made in Japan. hayai nee... very fast (cepat, sangat cepat).”


Belum lama berselang mobil ketiga, lalu mobil keempat menyalip taksinya, ia berseru dengan gembira.
“Aaaah! Mazda eee Mitsubishi...tsugoi...made in Japan very very fast!.” (hebat, sangat sangat cepat).



Setibanya di hotel, si turis bertanya, “How much?” (Berapa ongkosnya).
“100 dollars please ….” kata supir taksi.
Pebisnis Jepang terperanjat.
"What, 100 dollars, takai nee ...expensive! The airport is not far, nee!!"
(Apa? 100 dollars?! Mahal amat?! Aiport tidak jauh)

Kali ini si supir tersenyum, sambil menunjuk argometer dan berkata
“Aaah! Argometer, made in Japan, very-very fast!”.
Supir taksi itupun memasukkan 100 dolar ke kantongnya sambil tersenyum puas.
(Mohon maaf buat Jepang, it is just a joke bukan untuk merendahkan bangsa tertentu).



Seringkali kesombongan akan berbalik pada kita.
Jika dalam diri muncul rasa sombong, maka tidak akan berdampak sebelum diucapkan, sebelum mempengaruhi perilaku.
Prasangka, sombong, iri dan berbagai rasa negatif kadang muncul dalam diri kita, dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa dikendalikan, akan tetapi kita tidak berdosa jika muncul rasa itu.

Tapi ketika kesombongan sampai diucapkan, maka alam semesta akan merespon,
setidaknya begitulah aturan Allah SWT yang kita bisa lihat dalam kehidupan.

Supir taksi itu sebenarnya baik-baik saja saja,
tetapi ketika mendapat perilaku sombong yang tidak menyenangkan akhirnya merespon dengan kalimat balasan yang cukup menyakitkan.

Ketika Qorun menjadi kaya itu bukan masalah,
tetapi ketika ia sombong dan membangun gedung tinggi untuk menantang melihat Tuhan maka ia dibenamkan ke dalam tanah.

Ketika Firaun berkuasa itu bukan masalah,
tetapi ketika ia merasa paling tinggi kekuasaannya ia dibenamkan ke lautan.

Ketika kapal Titanic dibangun megah dan termegah di zamannya itu bukan masalah.
tetapi ketika pembuatnya mengatakan "Kapal ini begitu hebat, bahkan Tuhan tidak bisa menenggelamkannya" maka kapal itu tenggelam di pelayaran pertama dan tidak sempat mendarat di tempat tujuannya.



Jadi jangan pernah keluar kesombongan dari mulut Anda.
Jangan sampai mengubah perilaku Anda.
Jika ada dalam hati, netralisir, dan ingat bahwa hanya Tuhan yang pantas untuk sombong.

Enam puluh sembilan hari di bawah tanah

.....

Peristiwa ini bermula pada 5 Agustus 2010.
Sebuah longsor mengakibatkan 33 kelompok petambang terjebak di dalam tanah.
Tidak tanggung-tanggung mereka terjebak di dalam terowongan di kedalaman 622 - 700 meter di bawah tanah.
Untuk menolong mereka setidaknya dibutuhkan 1 bulan lebih untuk membuat terowongan penyelamat. Belum sempat terealisasi dua hari kemudian 7 Agustus 2010 terjadi longsor susulan sehingga diperkirakan butuh waktu 4 bulan untuk penyelamatan.



Jika ini terjadi di Indonesia apa yang kira-kira apa yang kita akan dilakukan?
Mungkin akan ada yang bilang ya pasrah saja. Mari kita berdoa.
Mungkin ada yang bilang, itu sudah nasib, bagaimana mungkin bisa selamat jika menolongnya saja butuh waktu 1 bulan lebih.
Mungkin ada yang bilang, tidak perlu habiskan biaya, karena tidak mungkin diselamatkan juga.
Untung saja ini tidak terjadi di Indonesia.
Untung saja ini terjadi di Cile dan untung saja Presidennya adalah Sabastian Pinera.


Begitu mendengar kabar terjebaknya para petambang di dalam tanah, sekalipun sang presiden tahu butuh biaya besar dan waktu lama untuk penyelamatan, ia memutuskan untuk meyelamatkan para pekerja tambang BERAPAPUN BIAYANYA BETAPAPUN SULITNYA.


Dengan dibantu ahli dari Amerika, Jepang, Inggris dan Australia, mereka membuat 3 terowongan baru di tiga tempat. Setelah seminggu tanpa hasil, mereka tetap menggali, 10 hari tanpa kabar mereka tetap menggali sampai kemudian di hari ke-17 mereka mulai menemukan titik cerah, mereka berhasil menemukan celah komunikasi dengan petambang yang ternyata masih hidup. Tapi mereka masih butuh waktu 1 bulan lagi untuk menembus tempat terjebaknya para petambang.


Pada 12 Oktober 2010, setelah terjebak selama 69 hari di dalam tanah, satu persatu petambang berhasil diangkat ke atas melalui lift darurat melalui terowongan sempit selebar 71 cm. Butuh 22 jam untuk mengeluarkan semua petambang.


"[b]Mereka akan tetap di hati rakyat. Banyak orang kehilangan harapan dan banyak juga yang gigih mengejar harapan mereka. Petambang ini menjadi sumber iinspirasi. Kisah ini menyatukan negara[/b]," seru Presiden Sabastian setelah memeluk satu per satu petambang yang berhasil dibebaskan, di lokasi kejadian.


Sang Presiden yang menunda kunjungannya ke Eropa untuk melihat langsung operasi penyelamatan ini pun kini menjadi sumber inspirasi dunia.
Dunia memang butuh inspirasi, peristiwa ini diliput 2000 wartawan1700 di antaranya wartawan asing dan berita iuni disaksikan sekitar 1 miliar penduduk dunia.

Apa yang membuat operasi penyelamatan ini berhasil?
Apa yang membuat operasi ini tetap dijalankan?
Kuncinya adalah empati.


Sang Presiden berhasil menerapkan prinsip "Put him self in other people shoe"
Ia bisa merasakan dirinya jika ada dalam posisi tersebut.
Sang presiden tahu kalau ia di dalam tanah ia pasti ingin diselamatkan.
Sang Presiden tahu kalau anaknya yang ada di dalam tanah, ia akan gunakan segala kekuatannya untuk membantu anaknya.
Sang President bisa membayangkan itu sebagai dirinya, ia bisa merasakan perasaan sang penambang dan keluarganya.
Karena ia bisa merasakan dirinya sebagai posisi korban, maka ia punya energi dan kekuatan untuk tetap menjalankan operasi ini sekalipun seperti mustahil.


Empati atau bisa merasakan perasaan orang lain adalah kunci sukses dalam bidang apapun.
Politisi yang punya empati tidak akan melupakan rakyat.
Aparat yang punya empati tidak akan bekerja sembarangan,
Pemasar yang punya empati tidak akan menjual barang jelek.
Guru yang punya empati akan mengajar sepenuh hati.
Anak yang punya empati pada orang tua akan belajar dan bekerja sungguh-sungguh.


Empati terkadang memang tidak langsung terbalas dengan gaji besar, uang, atau ucapan terima kasih, tapi percayalah bekerja dengan hati akan mendapat nilai di sisi Allah.

***